PT Timah Berdayakan PLTS Atap 303,1 kWp di Cilegon: Menuju Transisi Energi Hijau
Proyek energi terbarukan ini merupakan hasil kolaborasi timbal balik. PT Timah Industri bekerja sama erat dengan PT Bukit Energi Investama, sebuah anak perusahaan dari PT Bukit Asam Tbk yang bertindak sebagai pemodal utama, dan juga didukung oleh PT Krakatau Chandra Energi dalam hal penyediaan sistem listrik. Ketiga pihak tersebut berkontribusi pada pembentukan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diharapkan dapat memproduksi daya mencapai 400 gigajoule (GJ) atau setara dengan 400 megawatt jam (MWh) tiap tahunnya. Ini akan membantu mengecilkan emisi gas rumah kaca hingga kurang lebih 300 ton CO² pertahun.
PLTS ini menggunakan sistem On-Grid yang menyatu dengan jaringan tegangan menengah (TM) 20 kV milik PT Krakatau Chandra Energi lewat transformator bertipe step down. Telah dipasang sekitar 522 buah panel surya merek Jinko Solar dengan kapasitas masing-masing 585 Wattpiek (Wp). Hal ini menjadikan tempat ini salah satu dari beberapa instalasi atap tenaga matahari terbesar dalam area industri Cilegon.
Direktur Pengembangan Bisnis di PT Timah Tbk, Suhendra Ratuprawiranegara, menggarisbawahi bahwa projek ini merupakan komponen penting dari upaya perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip inti AKHLAK, terutama dalam mendukung kerja sama guna menciptakan lingkungan berkelanjutan bagi generasi akan datang.
"Proyek ini tidak sekadar tentang energi. Ini mewakili kerja sama sejati serta awal dari janji kami bersama dalam menghadirkan masa depan dengan sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan," jelas Suhendra.
Dia menyebutkan pula bahwa projek tersebut merupakan bagian dari komitmen PT Timah Tbk untuk mengimplementasikan aspek-aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Saat ini, ESG telah menjadi standar utama bagi kelangsungan bisnis di skala dunia.
Menurut Suhendra, PLTS bukan sekadar pelengkap, tapi juga peluang bisnis masa depan yang sangat berpotensi. Oleh karena itu, PT Timah juga tengah mendorong anak usaha lainnya untuk mulai mengadopsi energi bersih dengan model kolaboratif seperti yang telah diterapkan pada proyek ini.
Demikian pula, Direktur Utama PT Bukit Energi Investama, Beverly Binanga, mengatakan bahwa proyek tersebut adalah hasil kolaborasi dalam grup MIND ID, sejalan dengan tujuan mencapai emisi nol bersih yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Walau dari sisi kapasitas mungkin belum tergolong besar, namun proyek ini adalah bukti nyata dari komitmen kami dalam mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional dengan sumber yang bersih dan terbarukan," kata Beverli.
Selama sementara itu juga, Muhammad Miftah, sang Project Manager PLTS dari PT Timah Industri, menjelaskan bahwa proyek tersebut sudah melewati beberapa fase sejak permulaannya di tahun 2023. Proses perbaikan dilanjutkan hingga tahun 2024, dan saat ini fasilitas tersebut telah berjalan secara optimal mulai bulan Januari tahun 2025.
"Dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini, operasi sehari-hari di PT Timah Industri menjadi lebih efisien serta berkesesuaian dengan aspek lingkungan. Selain itu, kami bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sampai 260 ton CO₂e per tahun," katanya.
Pembukaan PLTS tersebut juga disaksikan oleh beberapa pemimpin perusahaan terkemuka, termasuk Direktur Pengolahan dan Penambangan Lanjutan PT Bukit Asam Tbk Turino Yulianto, Direktur Utama PT Timah Industri Ria Wardhani Pawan, serta wakil dari PT Krakatau Chandra Energi dan PT Bukit Energi Investama.
Tahap ini mengindikasikan bahwa peralihan energi bukan sekadar pembicaraan dalam ranah regulasi, melainkan sudah diterapkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang penting di Indonesia. Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini pun mendorong sektor lain untuk turut beralih ke arah energi yang ramah lingkungan dan lestari.
Belum ada Komentar untuk "PT Timah Berdayakan PLTS Atap 303,1 kWp di Cilegon: Menuju Transisi Energi Hijau"
Posting Komentar