Teknologi dan Media Sosial: tantangan Moral Peserta Didik dalam Modul 3 FPPN PPG 2025

Perhatian Calon Guru : Pelajari Rencana Modul 3 tentang Keterlibatan Guru dalam Pengajaran Nilai – PPG Daljab Tahun 2025

Bapak/Ibu guru yang mengikuti Pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan tahun 2025 di ruangan GTK nantinya akan membahas beberapa topik krusial, termasuk Modul 3 tentang Filosofi Pendidikan serta Pendidikan Nilai.

Dalam modul ini, ada beberapa bahan belajar yang mengkhususkan diri pada tema seperti arti, kepentingan, serta teknik memperkenalkan pendidikan nilai di dalam sistem pendidikan nasional. Bahan-bahan itu akan jadi landasan untuk melengkapi dua jenis tugas pokok yakni Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif dengan setiap subtemanya sendiri-sendiri.

Bagian artikel ini terutama akan mengulas tentang solusi untuk latihan pemahaman serta cerita reflektif subtemanya yaitu peranan guru di bidang pendidikan nilai. Salah satu pertanyaannya meliputi hal seperti berikut:

Siapakah yang harus bertanggung jawab atas pengajaran moral di sekolah? Adalah guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti atau guru Pendidikan Pancasila? Atau justru seluruh guru, terlepas dari subjek apa yang mereka ajarkan?

Tombol penyelesaian yang ditampilkan pada halaman web ini dimaksudkan untuk membantu Bapak/Ibu Guru dalam proses pembelajaran. Jika ada solusi alternatif yang lebih sesuai atau relevan, silakan gunakan sebagai tambahan dan referensi ekstra.

Jawaban ini dikutip dari sumber yang dapat dipercaya yakni saluran YouTube Catatan Mentor ASN (siaran pada 18 Juni 2025). Saluran tersebut mengulas spesifik tentang pertanyaan-pertanyaan dalam Latihan Pemahaman serta Cerita Reflektif Modul 3 Subtema: Peranan Gurus dalam Membentuk Pendidikan Nilai.

Latihan Pemahaman

Soal 1 dari 1

Teori dan media sosial kadang-kadang memiliki efek merugikan pada etika siswa. Apa yang bisa dilakukan oleh seorang pendidik untuk menggunakan teori dengan cara-cara yang masih mampu mengajarkan nilai-nilai baik?

a. memanfaatkan jejaring sosial serta web untuk menyebarkan materi pembelajaran dan prinsip-prinsip baik

b. menghentikan paksa penggunaan media sosial sepenuhnya oleh para pelajar

c. mengizinkan siswa untuk menggunakan teknologi dengan leluasa tanpa adanya pengawasan

d. menjauhi penerapan teknologi pada proses belajar karena bisa memecah konsentrasi pelajar

e. menggunakan teknologi hanya sebatas untuk membagi tugas tanpa adanya interaksi dengan siswa

Jawaban a. memanfaatkan jejaring sosial serta internet sebagai platform bagi ragam materi pembelajaran dan prinsip-prinsip baik

Cerita Reflektif

Pertanyaan:

1. Siapa yang seharusnya memegang tanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah? Apakah itu guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti saja, guru Pendidikan Pancasila, ataukah seluruh guru tanpa peduli bidang pengajaran mereka masing-masing?

2. Apa peranan Bapak/Ibu dalam mendukung pendidikan nilai-nilai?

3. Apa strategi yang akan Bapak/Ibu terapkan untuk menunjukkan komitmennya dalam menerapkan hasil belajar dari materi ini?

Jawaban:

1. Menurut pendapatku, tanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai tidak hanya berada di tangan guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti atau guru Pendidikan Pancasila, tetapi semua pihak terkait, tanpa ada pengecualian.

Setiap guru individu, terlepas dari mata pelajaran mereka, memiliki tanggung jawab untuk membudayakan sikap, moralitas, serta karakter positif kepada murid-muridnya, sejalan dengan visi dan misi negara Indonesia.

Keadaan tersebut disebabkan oleh fakta bahwa proses belajar tidak semata-mata melibatkan pertukaran informasi, tetapi juga mencakup pengembangan karakter dan sifat-sifat pribadi.

2. Peranan yang bisa saya berikan sebagai seorang guru ialah bertindak sebagai panutan yakni menyajikan model perilaku serta tindakan yang konsisten dengan prinsip-prinsip Pancasila dan etika moral.

Saya mampu menyisipkan nilai-nilai itu secara langsung dalam kurikulum pengajaran serta aktivitas belajar agar para pelajar dapat menyerap konsep dengan cara melihat aplikasi praktis dari perilaku yang tepat dalam keseharian mereka.

Sebaliknya, peran saya bisa jadi sebagai fasilitator dengan menyediakan area serta dukungan bagi murid-murid agar mereka dapat mengambil pelajaran, membahas isu-isu, dan mencari jawaban sesuai dengan prinsip-prinsip yang mereka percayai.

3. Dengan kesungguhan hati, saya berjanji untuk menerapkan metode kebiasaan serta menjadi teladan.

Saya berupaya untuk menjadi bagian aktif dalam merancang aktivitas kreatif, mengadakan diskusi kelompok, serta menelaah kasus-kasus yang relevan dengan mata pelajaran tersebut agar para siswa bisa mempelajari dan menggunakan nilai-nilai secara praktis.

Akan juga menyediakan masukan yang membangun, yakni dengan memberikan pengakuan ketika siswa menampilkan sikap positif serta memberikan saran saat terdapat kekeliruan.

Dengan menggunakan metode ini, saya ingin membantu mewujudkan visi negara kita yakni untuk meningkatkan kualitas hidup warga negeri serta menghasilkan manusia Indonesia yang terdidik dengan baik, mandiri, dan bertaqwa.

Semoga bermanfaat ***

Belum ada Komentar untuk "Teknologi dan Media Sosial: tantangan Moral Peserta Didik dalam Modul 3 FPPN PPG 2025"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel