Mengapa Banyak Koper Ditinggalkan di Hotel dan Bandara Jepang

Masalah Koper yang Ditinggalkan di Jepang Menjadi Tantangan Baru
Di Jepang, masalah koper yang ditinggalkan oleh wisatawan telah menjadi isu yang semakin serius. Banyak hotel dan bandara menghadapi tantangan dalam mengelola koper-koper yang tidak terambil oleh pemiliknya. Hal ini tidak hanya membebani biaya operasional, tetapi juga menimbulkan masalah lingkungan dan kebersihan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Biro Konvensi dan Pariwisata Osaka, sebanyak lebih dari 80 persen pengelola penginapan menyebutkan bahwa koper yang ditinggalkan menjadi masalah baru. Di beberapa hotel, koper ditemukan di berbagai kamar yang pernah dihuni oleh wisatawan. Karena sulitnya menghubungi pemiliknya, pihak hotel harus menanggung biaya pembuangan koper tersebut.
Tidak hanya di hotel, masalah ini juga muncul di bandara-bandara besar seperti Narita, Kansai, dan Chubu. Setelah pandemi berakhir, jumlah koper yang ditinggalkan meningkat tajam. Bandara Kansai mencatat rekor 816 kasus koper yang tertinggal pada tahun fiskal lalu, sementara Bandara Narita mengumpulkan sekitar 700 koper yang ditinggalkan, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Mengapa Wisatawan Meninggalkan Koper?
Banyak faktor yang menyebabkan wisatawan meninggalkan koper. Salah satu alasan utama adalah mereka membeli koper baru yang lebih besar untuk membawa oleh-oleh. Namun, hal ini bisa melanggar undang-undang pengelolaan sampah dan kebersihan umum. Meski demikian, banyak wisatawan menganggap hal ini sebagai hal biasa karena tidak tahu cara membuang koper mereka dengan benar.
Selain itu, Johnny Jet, seorang influencer perjalanan, menjelaskan bahwa ada faktor lain yang membuat wisatawan sengaja meninggalkan koper. Aturan maskapai penerbangan sering kali menjadi penyebabnya. Saat check-in, koper biasanya ditimbang dan jika melebihi batas berat, penumpang harus membayar biaya tambahan. Karena biaya ini sering kali mahal, banyak wisatawan memilih untuk meninggalkan koper tersebut.
"Biaya bagasi tak terduga bisa sangat mengganggu ketenangan perjalanan di Jepang," kata Johnny Jet.
Selain itu, melemahnya nilai tukar yen disebut-sebut juga berkontribusi pada masalah ini. Bagi wisatawan Jepang, koper yang harganya beberapa ribu yen terasa murah dibandingkan harga di luar negeri. Hal ini memudahkan mereka untuk mengganti koper lama dengan yang baru.
Solusi yang Ditawarkan
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa bisnis mulai menawarkan solusi praktis. Di Bandara Narita, misalnya, sebuah toko bagasi menawarkan layanan pengambilan koper lama secara gratis saat wisatawan membeli tas pengganti.
Badan Pariwisata Jepang juga diminta untuk memperkuat informasi yang diberikan kepada wisatawan asing. Beberapa upaya seperti video edukasi tentang etiket dan kebersihan sedang dikembangkan. Selain itu, beberapa bandara dan hotel mulai menawarkan layanan pengambilan koper yang tidak dibutuhkan, baik secara gratis maupun berbayar.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan kesadaran wisatawan akan pentingnya mengambil koper mereka dapat meningkat. Ini juga akan membantu mengurangi beban biaya bagi pengelola hotel dan bandara serta menjaga kebersihan lingkungan.
Belum ada Komentar untuk "Mengapa Banyak Koper Ditinggalkan di Hotel dan Bandara Jepang"
Posting Komentar