Pusat Studi Sunda dan Yayasan Aryadhara Kolaborasi Teknologi Lestari Budaya Sunda

Inisiatif Proyek Gapura untuk Melestarikan Warisan Budaya Sunda
Di tengah laju digitalisasi yang semakin pesat, warisan budaya lokal menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah kesenjangan antar generasi dan dominasi konten global berbasis algoritma yang dapat mengikis nilai-nilai adat. Situs-situs suci, bahasa, tradisi, serta sejarah lisan mulai hilang tanpa jejak digital, sementara generasi muda semakin terasing dari akar budaya mereka.
Untuk menghadapi tantangan ini, Pusat Studi Sunda di Bandung dan Aryadhara Foundation Limited dari Singapura telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam rangka meluncurkan Proyek Gapura. Inisiatif ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Sunda melalui literasi, digitalisasi, dan tata kelola berbasis komunitas dengan dukungan teknologi Web3.
MoU ini dilakukan di BA Center Jakarta dan menjadi dasar bagi kolaborasi strategis di bawah program unggulan Aryadhara, yaitu Arya Kultura. Program ini bertujuan untuk menjembatani identitas budaya lokal dengan masa depan digital yang regeneratif, partisipatif, dan berbasis nilai.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap inovasi pendanaan, Aryadhara Foundation akan menggabungkan tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dengan prinsip-prinsip ESG melalui penerbitan koleksi NFT budaya. Mekanisme ini dirancang untuk mengaktifkan potensi pendanaan hingga US$1,4 juta selama tiga tahun ke depan guna mendukung implementasi Proyek Gapura yang inklusif dan berkelanjutan.
Pendanaan akan digunakan untuk beberapa tujuan utama, seperti:
- Digitalisasi elemen budaya Sunda yang berwujud, tak berwujud, dan memori kolektif melalui metode partisipatif.
- Penerbitan NFT budaya sebagai sarana pelestarian dan kontribusi global terhadap warisan lokal.
- Pengembangan sistem DAO Budaya untuk memastikan tata kelola komunitas yang transparan dan berkeadilan.
- Edukasi publik dan penciptaan peluang ekonomi bagi praktisi budaya, masyarakat adat, dan pemuda.
Pada tahap awal, Proyek Gapura memiliki rencana untuk:
- Mendigitalkan lebih dari satu juta halaman literatur Sunda di blockchain.
- Memfasilitasi lima inisiatif penelitian budaya.
- Melibatkan komunitas global yang telah berpartisipasi dalam ekosistem token RWA yang kini terdiri dari lebih dari 211.000 pemegang di seluruh dunia.
MoU ini ditandatangani oleh Dr. (HC) Ir. Burhanuddin Abdullah, MA, Ketua Pusat Studi Sunda, dan R. Widyanto, SE, MM, Pendiri dan Ketua Yayasan Aryadhara. Acara penandatanganan dihadiri oleh pimpinan regional Aryadhara dari Malaysia, Singapura, dan Filipina, serta tim Proyek Gapura yang dipimpin oleh Rachmat Taufiq Hidayat, Sekretaris Yayasan PSS.
Fitria Lutfiyana, Chief Operating Officer Yayasan Aryadhara, menyatakan bahwa Arya Kultura melalui Proyek Gapura menawarkan respons regeneratif tidak hanya untuk melestarikan warisan, tetapi juga untuk menghidupkannya kembali melalui inovasi yang berakar pada nilai-nilai, bukan hanya konten atau komodifikasi.
Burhanuddin Abdullah, Ketua Pusat Studi Sunda dan penggagas Proyek Gapura, menambahkan bahwa MoU ini akan berlaku selama tiga tahun dan akan diikuti dengan kesepakatan teknis serta peluncuran platform digital www.gapura.org sebagai pusat dokumentasi, edukasi, dan partisipasi publik.
Belum ada Komentar untuk "Pusat Studi Sunda dan Yayasan Aryadhara Kolaborasi Teknologi Lestari Budaya Sunda"
Posting Komentar